Selasa, 22 Januari 2019

Budaya "Kata Hati Challenge"



PENCAK SILAT “SETIA HATI” BUDAYA ASLI MADIUN

  Kali ini akan bercerita tentang budaya yang ada disekitar kita. Karena saya tinggal di Madiun, maka saya akan bercerita tentang budaya di Madiun. Bukan karena saya tinggal di Madiun mau bercerita tentang budaya Madiun, sebab saya memang asli orang Madiun.
   Kalau bicara tentang budaya yang ada di Madiun, sebenarnya ada banyak budaya yang ada di Madiun. Tapi kali ini saya akan bercerita tentang pencak silat, siapa sih yang enggak tahu pencak silat. Di tahun 2018, tepatnya di Asian Games 2018 pencak silat merupakan penyumbang mendali terbanyak untuk Indonesia.

    Dan salah satu atlit pencak silat yang juga meraih mendali untuk Indonesia, ilmu bela dirinya beraliran pencak silat “Setia Hati” lebih tepatnya dari aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Memang aliran pencak silat “Setia Hati” ada banyak di wilayah Madiun, tapi yang lebih dikenal oleh masyarakat Madiun dan sekitarnya adalah dari aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun dan Persaudaraan Setia Hati Terate.

  Bisa dibilang dua aliran pencak silat ini, sudah menjadi budaya bagi masyarakat di Madiun. Banyak masyarakat Madiun, yang bisa dibilang meneruskan ajaran pencak silatnya kepda anak hingga cucu-cucunya. Mungkin saya sendiri juga begitu, saya sendiri juga ikut aliran pencak silat yaitu aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate. Dari keluarga saya hampir semuanya juga mengikuti aliran yang sama, dan tidak sedikitpun teman-teman saya juga menjadi seorang pendekar.

   Jika sudah resmi menjadi anggota atau warga salah satu aliran pencak silat maka bisa disebut juga seorang pendekar atau pesilat. Maka tidak heran jika Madiun juga sering disebut Madiun Kampung Pesilat. Pencak silat sendiri sudah ada di wilayah Madiun sejak jaman penjajahan, dimana pada tahun 1903 Eyang Suro atau Ki Ngabehi Suro Diwiryo mendirikan aliran pencak silat “Setia Hati” yang sampai sekarang masih ada.

   Dari cikal bakal “SH” yang didirikan oleh Eyang Suro, kini menjadi banyak aliran pencak silat yang beraliran “SH” hingga kini dan menjadika Eyang Suro sebagai guru besar dari pencak silat “Setia Hati”.

   Dan budaya pencak silat ini akan terlihat jelas ketika memasuki bulan Suro dikalender Jawa atau bulan Muharram di kalender Islam. Untuk di aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate, di bulan Suro menjadi bulan dimana lahirnya pendekar-pendekar baru atau pesilat-pesilat baru yang baru selesai di “Sah”kan. Dan di tanggal 1 Suro para pendekar atau pesilat dari Persaudaraan Setia Hati Terate menjalankan tradisinya yaitu ziarah ke makam leluhurnya yang berada di wilyah Madiun dan di sekitarnya. Bisa dibilang pada saat itu Madiun dipenuhi oleh ribuan pendekar atau pesilat yang berpakaian hitam-hitam.

   Sedangkan untuk aliran pencak silat “Setia Hati” yang didirikan oleh Eyang Suro juga rutin menggelar tradisi di bulan Suro, yaitu tradisi Suran Agung yang menurut informasi yang saya dapat dilaksanakan setiap tanggal 10 bulan suro atau tanggal 10 bulan Muharram. Untuk tradisi yang dijalankan oleh “Setia Hati” sendiri khusus untuk para sesepuh dari ajaran “Setia Hati”  itu sendiri.

   Dan untuk aliran pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun, juga melaksanakan tradisi di bulan suro. Dalam tradisi pencak silat Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun dilaksanakan setiap hari minggu pertama di bulan suro menurut informasi yang saya dapat tapi juga sering di adakan di minggu kedua, bertempat di pusat dari Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo Madiun di Jalan Doho 123 Madiun. Tradisi ini juga sering disebut dengan Suran Agung juga.

   Dan jika kalian datang ke Madiun pada bulan Suro, siap-siaplah kalian melihat banyak pendekar atau pesilat yang sedang merayakan tardisinya masing-masing. Sebenarnya bukan dari aliran pencak silat “Setia Hati” saja yang menjadi budaya masyarkat Madiun, tapi masih banyak lagi aliran pencak silat lainnya di Madiun yang tentunya lahir di Madiun.

   Dan marilah kita juga melestarika budaya asli negeri sendiri, dengan mengikutinya kita juga ikut melestarikan budaya kita sendiri.

#Katahatiproduction
#Katahatichallenge

2 komentar:

  1. Di sini ada cabangnya lo setia hati wkwk
    Aku baru tahu beberapa minggu lalu tempatnya, eh dari madiun tho ternyata

    BalasHapus
  2. Iya kakak. Setia Hati memang mempunyai cabang di beberapa daerah, pusatnya ada di Madiun

    BalasHapus

Selepas Kau Pergi, novel karangan Pethit

    Kisah ini mencerita, Ika. Siswi SMA Cendana, yang sangat cantik, centil dan manja. Mempunyai kekasih yang sangat ganteng, namun sangat t...